BEDA CARA MENCINTAI KANGEAN

BEDA CARA MENCINTAI KANGEAN

Oleh: Syafiudin (Ketua KWK)

Aksi yang dilakukan saudara-saudara kita di Kangean, selama disampaikan dengan damai dan tidak anarkis, adalah hal yang sah dan konstitusional. Di negeri ini, menyampaikan pendapat di muka umum bukanlah kejahatan, melainkan hak yang dijamin oleh undang-undang. Suara rakyat harus didengar, sebab dari suara itulah pemerintah bisa bercermin — sejauh mana kebijakan berpihak, sejauh mana janji telah ditepati.

Namun di saat yang sama, kita berharap aparat keamanan, khususnya Kepolisian, terus mencermati dan mendeteksi setiap kemungkinan adanya pihak-pihak yang ingin menunggangi atau menyusup untuk mencemari gerakan rakyat yang tulus. Aksi yang lahir dari nurani hendaknya tidak dicederai oleh kepentingan sempit yang ingin memecah belah masyarakat.

Bagi mereka yang menyuarakan penolakan, biarlah itu menjadi bagian dari ikhtiar untuk mengingatkan. Dan bagi yang mendukung pemberdayaan migas, biarlah itu menjadi dorongan agar pembangunan tidak berhenti di atas kertas. Dua-duanya adalah anak bangsa yang mencintai Kangean — hanya saja berbeda cara dalam mengekspresikan cintanya.

Kepada masyarakat yang menaruh harapan besar bahwa migas akan membawa kemaslahatan, tidak perlu menanggapinya dengan amarah atau aksi tandingan. Kita tidak sedang berhadapan sebagai lawan, tetapi berdiri di tanah yang sama — tanah yang kita sebut rumah. Lebih baik kita sampaikan gagasan, tawaran solusi, serta pengawasan moral agar komitmen pemerintah benar-benar dapat dirasakan oleh rakyat.

Yang kita butuhkan saat ini bukan siapa yang paling keras bersuara, melainkan siapa yang paling tulus mendengar. Pemerintah perlu membuka ruang dialog yang jujur dan berkelanjutan — bukan sekadar seremonial. Rakyat perlu menyampaikan kritik dengan etika, bukan dengan amarah. Dan aparat perlu menjaga semuanya agar tetap dalam koridor damai, adil, dan bermartabat.

Kangean bukan hanya gugusan pulau di tengah laut, melainkan simbol keteguhan masyarakat yang ingin hidup sejahtera tanpa kehilangan akal sehat dan persaudaraan. Jangan biarkan perbedaan sikap mengoyak simpul-simpul kebersamaan yang telah lama kita jaga.

Mari kita jaga Kangean dengan cara terbaik: dengan pikiran yang jernih, hati yang lapang, dan niat yang sama — membangun tanpa meruntuhkan, mengkritik tanpa membenci, serta berharap tanpa mencaci.

Sebab pada akhirnya, baik yang menolak maupun yang mendukung, semuanya hanya ingin satu hal: Kangean yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih bermartabat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *