SMPN 3 Sumenep, Menyelenggarakan Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Cerdas Bermedia Sosial, Perundungan, dan Pelecehan Seksual

Sumenep, Jurnalsekilas.com- Dalam rangka Menindak lanjuti program pemerintah dalam membentengi para siswa/siswi agar aman dari dampak negatif media, maka SMPN 3 Sumenep pada ( 18 / 03/2023 mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di SMPN 3 dengan tema BANGUNLAH JIWA RAGANYA, topik Cerdas Bermedia Sosial, Perundungan, dan Pelecehan seksual.

Direktur LPMA BANHUM Merdeka H.Safiudin, dalam sambutannya menyampaikan : Bermedia sosial saat ini bukan lagi merupakan kebutuhan skunder tapi dapat dikatakan primer, sehingga orang tua dan bapak ibu guru di Sekolah tidak dapat mencegah penggunaan Medsos tersebut. Padahal Medsos disamping ada dampak positif juga dampak negatif. Untuk menghindari dampak negatif yang dapat dilakukan oleh kita adalah memberikan edukasi penggunaan medsos, sehingga para siswa-siswi cerdas dalam bermedsos, tepat guna, sehingga terhibdar dari dampak negatif seperti : pengaruh Radikalisme, Perundungan, Fornografi, dan Narkoba, Pelecehan dan kekerasan Seksual.

Sementara Kepala Sekolah SMPN 3 Sumenep Syaiful Rijal Alinata, S.Pd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah salah satu bagian dari program pembelajaran di Kurikulum Merdeka. P5 lebih fokus pada penguatan karakter siswa. Disediakan waktu 120 jam pelajaran di setiap tema kegiatan. Khusus untuk tema BANGUNLAH JIWA RAGANYA ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan membuat siswa bahagia. Acara tersebut dikuti oleh sekitar 100 siswa /siswi kelas kelas delapan.

Pemateri acara tetsebut dari Lembaga Penelitian, Mediasi dan Bantuan Hukum Merdeka ( LPMA BANHUM) Merdeka Sumenep.yang beralamat jalan Anggrek nomor 31 B kolor Sumenep.

LPMA BANHUM mengutus Nur Jannah, SH.MH. menyampaikan materi diantaranya pengertian Medsos, dampak medsos, Bullying ( perundungan), pelecehan seksual, berikut solusi-solusinya. Adik-adik siswa-siswi sangat antusias mengekutinya.
Kata kunci solusi menghadapi perundungan.

Ditemui setelah acara, Mbak Nung, panggilan akrab Nur Jannah, kata kunci dalam mengatasi perundungan adalah keterbukaan siswa dan siswi kepada guru dan kepada orang tua atau keluarga terdekatnya jika ada percobaan perundungan.

Mbak Nung, yang juga berprofesi Advokat ini menceritakan, bahwa dalam acara tadi sangat cair, artinya siswa diajak komunikasi mengelyarkan pendapatnya sehingga pada sisi tanya jawab, ada lima ( lima ) siswa dan siswi menyampaikan segala persoalan terkait bulliying ini yang ahirnya menjadikan rekomendasi kepada Sekolah agar ditindak lanjuti, untuk diketahui persoalannya dan mengarah kepada potensi apa saja. Ini sangat baik jika siswa dsn siswi dapat bercerita. Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *