Oleh.H.Safiudin
Hari Raya Idul Adha selalu mengingatkan kita pada satu kata: qurban — pengorbanan.
Setiap tahun, jutaan umat Islam di seluruh dunia menyembelih hewan qurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, yang perlu kita renungkan adalah: apakah qurban ini hanya soal menyembelih hewan dan mengalirkan darah?
Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”
(QS. Al-Hajj: 37)
Qurban adalah tentang hati yang ikhlas. Tentang bagaimana kita rela melepaskan sesuatu yang kita cintai demi meraih ridha Allah. Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, adalah contoh nyata dari ketaatan dan keikhlasan yang luar biasa. Ketika perintah Allah datang untuk menyembelih sang anak, keduanya tunduk tanpa ragu — karena mereka yakin, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan mereka.
Dan benar. Allah ganti pengorbanan itu dengan sesuatu yang lebih baik.
Hari ini, kita tidak diminta mengorbankan anak, tapi mungkin kita diminta mengorbankan ego, waktu, harta, atau kenyamanan kita. Maka, saat kita berqurban, lakukanlah dengan sepenuh hati. Niatkan karena Allah. Ikhlaskan apa yang kita lepaskan.
Karena satu hal yang pasti:
Allah tak pernah menyia-nyiakan pengorbanan.
Allahuakbar, mohon maaf lahir batin